Saturday, April 1, 2017

Cara Belajar Merajut Secara Otodidak







CARA BELAJAR MERAJUT SECARA OTODIDAK

      Belajar merajut secara otodidak kira-kira bisa nggak yah? Mungkin pertanyaan itu yang
akan terlintas dalam benak orang-orang yang sedang ingin belajar merajut. Jawabannya adalah... ya bisa! Karena saya sendiri sudah membuktikannya dengan belajar merajut secara otodidak sekitar tahun '90-an. Pada waktu itu saya belum mengenal yang namanya internet, bahkan di sekolah-sekolah dan kampus-kampus pun belum diajarkan internet kepada para siswa dan mahasiswanya. Warnet (warung internet) pun belum ada, yang ada cuma wartel (warung telekomunikasi). Handphone, jaman itu belum ada handphone, adanya telepon kabel, itu lho telepon yang ditaruh di meja atau digantung di dinding. Yah pokoknya jaman dulu itu belum secanggih jaman sekarang, tapi nyatanya saya bisa belajar merajut sendiri hanya dengan melihat tutorial cara merajut. Jangan anda pikir tutorial itu berupa sebuah buku ketrampilan yang dibeli di toko buku, kalau anda berpikir begitu anda keliru 100%!!! Tutorial yang saya miliki pada waktu itu hanya berupa beberapa helai kertas yang merupakan bonus sisipan dalam sebuah majalah wanita yaitu majalah Femina. Majalah itu pun cuma majalah bekas yang dibeli oleh mama saya dari seorang pedagang majalah bekas karena mama saya ingin memiliki resep-resep makanan yang ada di dalam majalah yang dibelinya itu. Dalam majalah itu ada lampiran bonus berupa tutorial cara merajut. Pada mulanya sih saya bingung dan tidak mengerti bagaimana cara memahami tutorial itu. Akhirnya kertas-kertas berisi tutorial itu cuma saya simpan saja. Entah berapa lama saya menyimpannya sudah lupa, hingga suatu hari saya lihat-lihat lagi tutorial itu sambil dipikir dengan serius dan akhirnya saya merasa mulai mengerti caranya merajut. Lalu saya ambil hakpen dan benang (waktu itu saya pakai benang wol) dan mulailah saya ikuti langkah-langkahnya seperti yang ditunjukkan dalam gambar tutorialnya, dan ternyata saya berhasil! Saya bisa membuat tusuk-tusuk dasar dalam merajut, lalu dengan keberhasilan itu saya lanjutkan dengan mencoba membuat sebuah taplak meja berdasarkan pola yang terlampir di kertas-kertas tutorial itu. Untuk membuat taplak meja pada waktu itu saya menggunakan benang katun merek Lie Fung. Hasilnya sungguh diluar dugaan saya, ternyata jadi juga taplak meja rajutan pertama saya, sebuah taplak bundar yang cantik. Sayang waktu itu saya lupa mengukur berapa diameter taplak mejanya tetapi tidak terlalu besar ukurannya, mungkin sekitar 40 cm.  Nah! Karena waktu itu saya sibuk kuliah sehingga tidak sempat lagi kepikiran untuk merajut. Lagipula waktu itu saya kurang tertarik dengan merajut, pokoknya belajar merajut hanya sekedar asal bisa merajut saja, sekalian memuaskan rasa penasaran saya terhadap ilmu merajut. Sekedar ajang uji coba kemampuan saya dalam memahami tutorial merajut secara otodidak tanpa bimbingan siapa-siapa. Dan ternyata tidak sulit untuk belajar merajut secara otodidak. Kalau jaman sekarang justru lebih mudah lagi untuk belajar merajut karena sudah jamannya internet nih! Gampang banget mencari tutorial cara belajar merajut, dengan bantuan Google dan Youtube anda bisa menemukan banyak sekali tutorialnya, tinggal dipilih-pilih saja tutorial mana yang paling mudah dipahami menurut diri sendiri. Ya! Memang harus menurut diri sendiri karena yang mau belajar kan diri kitanya sendiri, jadi harus mencari tutorial yang paling mudah dimengerti oleh diri kitanya sendiri. Maka itu sebaiknya mencari sendiri tutorialnya, jangan meminta orang lain yang mencarikannya untuk anda karena tutorial yang dianggap mudah oleh orang lain belum tentu mudah dipahami oleh anda. Jadi sebaiknya anda mencari sendiri tutorialnya di internet dengan cara banyak-banyak membuka berbagai website dan blog serta menonton berbagai video tutorial di youtube. Tips untuk bisa belajar merajut secara otodidak adalah anda harus menggunakan otak anda. Otak diperlukan untuk memahami dan menyerap pelajarannya, misalnya anda menonton video tutorial di youtube itu juga perlu pakai otak, tidak cukup hanya pakai mata dan telinga saja. Begitupun kalau melihat gambar tutorial cara merajut yang terdapat di website atau blog, lagi-lagi otak dibutuhkan untuk memahami bagaimana langkah-langkahnya dalam membuat rajutan. Sedangkan peralatan merajut, semisal benang dan jarum rajut (hakpen) itu bukan hal yang utama, karena peralatan itu bisa dibeli belakangan. Yang terpenting adalah otak. Justru disini kendalanya bagi kebanyakan orang yang ingin belajar merajut, sehingga akhirnya timbul keluhan-keluhan 'ora mudeng' , 'susah', 'ngga ngerti bahasanya', dll, dsb, dst... Kalau belajar merajut dengan menonton video tutorial di youtube justru lebih mudah daripada belajar merajut dengan melihat gambar tutorial. Di dalam video tutorial diperagakan langsung bagaimana caranya merajut. Kalau soal bahasa itu bukan masalah, karena yang seharusnya anda simak adalah gerakan tangan si perajut yang ada di dalam video tutorial, jangan malah menyimak bahasanya! Gerakan tangan si perajutnya yang harus anda perhatikan dengan sungguh-sungguh! Perhatikan baik-baik bagaimana cara si perajut memegang jarum rajut dan benang rajutnya. Lalu perhatikan bagaimana cara si perajut mengaitkan jarum rajut ke benang rajutnya sehingga dapat menjadi sebuah rajutan. Itulah hal-hal yang harus anda perhatikan ketika menonton video tutorial tentang cara belajar merajut. Jadi kalau keluhan soal bahasa, menurut saya itu hanya menunjukkan ketidakmampuan orangnya dalam belajar secara otodidak. Lha yang harus diperhatikan adalah gerakan tangan si perajutnya kok malah bahasanya yang dipusingkan?!  Hal lainnya yang biasanya dijadikan alasan untuk tidak bisa belajar secara otodidak adalah masalah hp (handphone) --- "nggak bisa lihat youtube soalnya ini hp jadul", kira-kira begitulah yang biasanya dijadikan alasan oleh orang-orang yang tidak bisa belajar sendiri. Sebenarnya sejadul apa hp-nya? Kalau hp bisa untuk mengakses situs Facebook berarti bukan hp jadul karena hp-nya sudah dilengkapi dengan fasilitas internet sehingga bisa facebook-an. Mungkin alasan yang lebih tepat bukan soal hp-nya jadul tapi soal sayang kuota internetnya, atau karena malas pakai otak ketika menonton video tutorialnya. Maunya belajar dengan didampingi dan dibimbing oleh orang lain, dan ingin selalu dibantu serta diberi petunjuk sehingga otaknya menjadi benar-benar dihemat pemakaiannya, karena ketika mengalami kesulitan saat merajut lalu langsung bertanya dan meminta ditunjukkan solusinya, ini ciri khas orang-orang yang irit dalam memakai otaknya sendiri. Kalau orangnya kurang pendidikan dan buta internet, mungkin masih bisa dimaklumi kalau tidak bisa belajar via youtube. Tetapi kalau orang yang sudah bisa memakai Facebook lalu beralasan tidak bisa belajar merajut sendiri, ini mungkin karena otaknya belum dipakai secara maksimal! Mungkin juga karena sifatnya memang manja sehingga belajar pun harus didampingi dan dibimbing dengan penuh perhatian. Kalau tidak ada yang mendampingi dan membimbingnya lalu ngambek dan mengeluh "nggak bisa merajut karena nggak ada yang mau ngajarin sih!" Lho?! Kalau tidak ada yang mau mengajari ya sudahlah belajar saja sendiri! Jangan menyalahkan orang lain karena tidak mau mengajari anda. Mencari ilmu bisa diusahakan sendiri, jangan selalu meminta orang untuk mengajari anda karena orang lain juga punya kesibukannya masing-masing. Justru belajar merajut secara otodidak jauh lebih enak daripada minta diajari oleh orang lain.

Berikut ini adalah keuntungan dari belajar merajut secara otodidak:
1. Tidak merepotkan orang lain untuk mengajari kita merajut.

2. Ilmu dasar merajut yang kita pelajari secara otodidak akan lebih nempel di otak kita, jadi walaupun sudah bertahun-tahun tidak merajut tetapi ilmu dasar merajut yang telah dipelajari itu tidak akan hilang begitu saja dari otak kita.

3. Kalau belajar merajut secara otodidak kita bebas mau belajar kapan saja suka-suka kita. Mau belajar pagi, siang, sore, ataupun malam hari kita sendiri yang menentukan.

4. Berhubung karena motif rajutan sangat banyak maka tidak mungkin  meminta orang lain untuk terus-menerus mengajarkan semua motif rajutan itu pada kita karena itu sama saja dengan merepotkan orang lain (kecuali kalau kita membayar untuk setiap waktu, tenaga, dan pikiran yang dicurahkan oleh orang lain untuk mengajari kita). Sedangkan kalau belajar sendiri (belajar secara otodidak) kita bebas mau belajar motif rajutan yang mana saja tinggal pilih video tutorialnya di youtube. Berapa banyak motif yang ingin kita pelajari, kita bebas tentukan sendiri. Ilmu merajut yang dapat kita pelajari juga bisa lebih banyak kalau kita belajarnya secara otodidak daripada kalau kita meminta diajari oleh orang lain. Kalau kita meminta diajari oleh orang lain maka ilmu merajut yang kita dapatkan akan terbatas sesuai kemampuan orang yang mengajari kita. Tetapi kalau kita belajar sendiri, maka kita bisa mempelajari ilmu merajut sebanyak yang kita mampu pelajari.

     Nah! Itu tadi adalah beberapa contoh keuntungan dari belajar merajut secara otodidak. Kalau kerugiannya, selama ini saya tidak merasakan adanya kerugian dari belajar merajut secara otodidak. Kalau ada kesulitan dalam merajut, biasanya saya mencari solusinya dengan mencari tutorial / tips-tipsnya di Google atau Youtube.

Kalau anda baru mau belajar merajut, anda bisa memulainya dengan belajar membuat chain stitch, single crochet, double crochet, half double crochet, triple / treble crochet, dan slip stitch.
Pelajari dan kuasai ilmu dasar yang saya sebutkan tadi dari chain stitch sampai slip stitch. Kalau ilmu dasar itu sudah bisa anda kuasai maka selanjutnya akan lebih mudah dalam mempelajari motif-motif merajut lainnya.

     Foto-foto dibawah ini adalah foto kertas-kertas tutorial yang saya miliki. Nampak jelas kalau tutorial yang saya miliki sangat sederhana sekali. Bukan berupa buku ketrampilan merajut tetapi hanya berupa beberapa lembar halaman bonus sisipan dari majalah Femina. Dengan tutorial sederhana itu saya belajar merajut  untuk pertama kalinya sekitar tahun 90-an. Kalau sekarang saya mencari tutorial melalui internet saja.