Kopi adalah salah satu jenis minuman yang banyak disukai orang di seluruh dunia. Kopi dibuat dari biji tanaman kopi yang dikeringkan dan kemudian dihaluskan sehingga menjadi kopi bubuk seperti yang kita kenal saat ini. Ada dua jenis kopi yaitu Kopi Robusta (Coffea Canephora) dan Kopi Arabika (Coffea Arabica). Untuk lebih jelasnya mengenai kopi, anda bisa membacanya di sini.
Karena begitu murahnya harga kopi sehingga kopi menjadi minuman yang merakyat dan
banyak disukai orang. Oleh karena itu kemudian muncullah usaha warkop yang merupakan kependekan dari warung kopi yaitu warung yang mengkhususkan diri menjual minuman kopi. Biasanya warung kopi juga menjual makanan ringan pendamping minuman kopi, misalnya pisang goreng.
Seiring dengan kemajuan teknologi maka muncullah kopi instan yang penggunaannya sangat praktis sekali, tinggal buka bungkusnya, tuang isinya ke dalam gelas, seduh dengan air panas, lalu diaduk sebentar dan jadilah kopi siap minum. Begitu praktis dan ekonomis. Soal rasa tak perlu diragukan lagi, karena takaran kopi, gula dan susu sudah pas sehingga rasanya pun sudah pasti nikmat. Harga kopi instan juga terjangkau oleh segala lapisan masyarakat karena biasanya kopi instan juga dijual dalam bentuk kemasan sachet yang dijual di warung-warung dengan harga murah. Dengan begitu murahnya harga kopi instan maka masyarakat kelas bawah pun bisa turut menikmati sedapnya minuman kopi instan. Berbagai merk kopi instan pun bermunculan, dari jenis kopi klasik yang hanya dicampur dengan gula pasir hingga kopi yang dicampur dengan susu dan krimer bisa kita temukan di warung-warung dengan harga yang sangat terjangkau sekali.
Untuk menyeduh kopi instan sangat mudah sekali, hanya dibutuhkan gelas dan air panas serta sendok untuk mengaduk kopi. Tetapi itu hanya bisa dilakukan jika kita sedang berada di rumah. Lalu bagaimana jika sedang berada di jalanan kemudian merasa haus dan ingin minum segelas kopi? Mencari warung kopi hingga ketemu hanya akan membuang-buang waktu saja, sedangkan di kota-kota besar seperti di Jakarta biasanya orang harus berkejaran dengan waktu karena jalanan di Jakarta dan kota-kota besar lainnya biasanya dipenuhi dengan kemacetan lalu-lintas sehingga waktu adalah sesuatu yang sangat berharga sekali. Warung kopi juga tidak bisa didirikan di sembarang tempat di pinggir jalan karena selain lahan di Jakarta semakin sempit, sewa lahan juga mahal. Karena itulah akhirnya timbul jenis usaha baru yaitu tukang kopi keliling yaitu orang yang berjualan minuman kopi dengan berkeliling naik sepeda atau ada juga yang naik motor. Biasanya mereka menjual lebih dari satu jenis minuman, tidak hanya kopi instan saja tetapi ada juga minuman instan rasa buah-buahan yang sangat disukai anak-anak. Tukang kopi keliling biasanya suka mangkal di tempat-tempat ramai, misalnya di depan perkantoran, kampus, atau di depan sekolahan. Kalau yang mangkal di depan sekolahan jenis minuman yang dijualnya didominasi oleh minuman rasa buah-buahan, tetapi walau begitu mereka juga tetap menyediakan minuman kopi instan karena siapa tahu ada orangtua murid yang ingin minum kopi. Selain dengan sepeda atau motor, ada juga tukang kopi keliling yang berjalan kaki, mungkin karena tidak ada biaya untuk membeli sepeda apalagi motor yang pasti harganya berjuta-juta. Para tukang kopi keliling yang berjalan kaki itu juga tidak terus-terusan berjalan kaki. Mereka biasanya berjalan mencari tempat yang ramai dan strategis untuk berjualan kopi dan jika sudah menemukan tempat yang dimaksud lalu mereka mangkal di tempat itu. Lalu siapa saja yang biasanya menjadi konsumen mereka? Konsumen mereka umumnya adalah para sopir taksi, satpam, sopir angkot, tukang ojek ataupun para pejalan kaki yang kebetulan melintas di trotoar tempat si tukang kopi mangkal.
Foto yang anda lihat pada artikel ini adalah foto yang saya ambil (jepret) sendiri saat saya sedang berjalan di trotoar Jalan Gajah Mada, Jakarta Kota. Nampak di foto ini seorang tukang kopi yang sedang mangkal sambil menunggu pembeli. Seperti yang anda lihat di foto ini barang dagangannya adalah beberapa sachet kopi instan dan dua buah termos air panas untuk menyeduh kopi.
Walaupun ada banyak tukang kopi keliling di Jakarta tetapi saya tidak pernah membeli minuman kopi di jalanan. Saya lebih suka menyeduh kopi sendiri di rumah karena lebih higienis, dan kalau di rumah bisa langsung menggosok gigi setelah minum kopi karena minuman kopi mengandung pemanis sehingga lebih baik langsung menggosok gigi setelah minum kopi ataupun minuman berpemanis lainnya. Sedangkan kalau di jalanan saya lebih memilih minuman air mineral saja karena tidak mengandung pemanis sehingga aman untuk kesehatan gigi.
Sekian dulu artikel saya kali ini dan terima kasih atas kesediaan anda membaca tulisan saya ini.
Karena begitu murahnya harga kopi sehingga kopi menjadi minuman yang merakyat dan
banyak disukai orang. Oleh karena itu kemudian muncullah usaha warkop yang merupakan kependekan dari warung kopi yaitu warung yang mengkhususkan diri menjual minuman kopi. Biasanya warung kopi juga menjual makanan ringan pendamping minuman kopi, misalnya pisang goreng.
Seiring dengan kemajuan teknologi maka muncullah kopi instan yang penggunaannya sangat praktis sekali, tinggal buka bungkusnya, tuang isinya ke dalam gelas, seduh dengan air panas, lalu diaduk sebentar dan jadilah kopi siap minum. Begitu praktis dan ekonomis. Soal rasa tak perlu diragukan lagi, karena takaran kopi, gula dan susu sudah pas sehingga rasanya pun sudah pasti nikmat. Harga kopi instan juga terjangkau oleh segala lapisan masyarakat karena biasanya kopi instan juga dijual dalam bentuk kemasan sachet yang dijual di warung-warung dengan harga murah. Dengan begitu murahnya harga kopi instan maka masyarakat kelas bawah pun bisa turut menikmati sedapnya minuman kopi instan. Berbagai merk kopi instan pun bermunculan, dari jenis kopi klasik yang hanya dicampur dengan gula pasir hingga kopi yang dicampur dengan susu dan krimer bisa kita temukan di warung-warung dengan harga yang sangat terjangkau sekali.
Untuk menyeduh kopi instan sangat mudah sekali, hanya dibutuhkan gelas dan air panas serta sendok untuk mengaduk kopi. Tetapi itu hanya bisa dilakukan jika kita sedang berada di rumah. Lalu bagaimana jika sedang berada di jalanan kemudian merasa haus dan ingin minum segelas kopi? Mencari warung kopi hingga ketemu hanya akan membuang-buang waktu saja, sedangkan di kota-kota besar seperti di Jakarta biasanya orang harus berkejaran dengan waktu karena jalanan di Jakarta dan kota-kota besar lainnya biasanya dipenuhi dengan kemacetan lalu-lintas sehingga waktu adalah sesuatu yang sangat berharga sekali. Warung kopi juga tidak bisa didirikan di sembarang tempat di pinggir jalan karena selain lahan di Jakarta semakin sempit, sewa lahan juga mahal. Karena itulah akhirnya timbul jenis usaha baru yaitu tukang kopi keliling yaitu orang yang berjualan minuman kopi dengan berkeliling naik sepeda atau ada juga yang naik motor. Biasanya mereka menjual lebih dari satu jenis minuman, tidak hanya kopi instan saja tetapi ada juga minuman instan rasa buah-buahan yang sangat disukai anak-anak. Tukang kopi keliling biasanya suka mangkal di tempat-tempat ramai, misalnya di depan perkantoran, kampus, atau di depan sekolahan. Kalau yang mangkal di depan sekolahan jenis minuman yang dijualnya didominasi oleh minuman rasa buah-buahan, tetapi walau begitu mereka juga tetap menyediakan minuman kopi instan karena siapa tahu ada orangtua murid yang ingin minum kopi. Selain dengan sepeda atau motor, ada juga tukang kopi keliling yang berjalan kaki, mungkin karena tidak ada biaya untuk membeli sepeda apalagi motor yang pasti harganya berjuta-juta. Para tukang kopi keliling yang berjalan kaki itu juga tidak terus-terusan berjalan kaki. Mereka biasanya berjalan mencari tempat yang ramai dan strategis untuk berjualan kopi dan jika sudah menemukan tempat yang dimaksud lalu mereka mangkal di tempat itu. Lalu siapa saja yang biasanya menjadi konsumen mereka? Konsumen mereka umumnya adalah para sopir taksi, satpam, sopir angkot, tukang ojek ataupun para pejalan kaki yang kebetulan melintas di trotoar tempat si tukang kopi mangkal.
Foto yang anda lihat pada artikel ini adalah foto yang saya ambil (jepret) sendiri saat saya sedang berjalan di trotoar Jalan Gajah Mada, Jakarta Kota. Nampak di foto ini seorang tukang kopi yang sedang mangkal sambil menunggu pembeli. Seperti yang anda lihat di foto ini barang dagangannya adalah beberapa sachet kopi instan dan dua buah termos air panas untuk menyeduh kopi.
Walaupun ada banyak tukang kopi keliling di Jakarta tetapi saya tidak pernah membeli minuman kopi di jalanan. Saya lebih suka menyeduh kopi sendiri di rumah karena lebih higienis, dan kalau di rumah bisa langsung menggosok gigi setelah minum kopi karena minuman kopi mengandung pemanis sehingga lebih baik langsung menggosok gigi setelah minum kopi ataupun minuman berpemanis lainnya. Sedangkan kalau di jalanan saya lebih memilih minuman air mineral saja karena tidak mengandung pemanis sehingga aman untuk kesehatan gigi.
Sekian dulu artikel saya kali ini dan terima kasih atas kesediaan anda membaca tulisan saya ini.